Kesiap-siagaan Dalam Situasi Bencana
Perjalanan Anak 2-6 Tahun 21 Oct 2025, 10:56

Kesiap-siagaan Dalam Situasi Bencana

Kesiap-siagaan Dalam Situasi Bencana


Indonesia merupakan negara yang terletak di wilayah yang rawan bencana, bencana alam yang sering terjadi di Indonesia antara lain gempa bumi, erupsi gunung berapi, kebakaran hutan/ lahan longsor, banjir, tsunami, di samping bencana non alam seperti pandemi virus atau situasi konflik. Kelompok yang paling rentan terdampak bencana diantaranya adalah ibu hamil, ibu nifas, bayi dan balita. Kondisi pengungsian yang padat dan tidak memadai, dengan hygiene dan sanitasi yang buruk, berisiko tinggi menimbulkan berbagai penyakit, termasuk risiko terinfeksi penyakit menular dan peningkatan kasus gizi kurang. Disamping itu juga berisiko terhadap pelecehan, kekerasan, dan trauma. Selain risiko kesakitan, kecacatan dan kematian, anak dan balita juga memiliki risiko terpisah dari orang tua.


 Reaksi bayi dan anak berumur 1-2 tahun sangat dipengaruhi oleh suasana kejiwaan orangtuanya dalam menghadapi bencana. Bila orang tua panik dan cemas, maka anak- anak tersebut akan gelisah, rewel dan mudah terkena penyakit. Anak usia prasekolah mudah merasa tidak berdaya dan terus mengingat trauma psikis yang dialami akibat bencana. Hal ini mengakibatkan gangguan tidur dan anak lebih banyak berdiam diri. Bimbingan untuk bermain dapat mengurangi masalah tersebut. Dalam situasi normal, ibu hamil, ibu bersalin, bayi, dan balita terutama yang tinggal di daerah rawan bencana untuk mempersiapkan kesiapsiagaan menghadapi bencana: 

• Membuat rencana darurat keluarga.

 • Kenali ancaman bencana.

 • Nomor kontak penting (keluarga, fasilitas pelayanan kesehatan/rumah sakit/ puskesmas/rumah bersalin/klinik, dan lain-lain).

 • Identifikasi lokasi untuk mematikan air, gas, dan listrik.

 • Identifikasi titik kumpul dan titik aman di dalam bangunan atau rumah.

 • Ketahui rute evakuasi.

 • Identifikasi anggota keluarga yang rentan (bayi, balita, ibu hamil, ibu bersalin nifas, lanjut usia, dan penyandang disabilitas).

 • Menyimak informasi dari radio/televisi media online/informasi resmi dari BPBD, BNPB. Apabila sudah terbentuk posko informasi lanjutan akan diberikan oleh posko setempat.

 • Menyiapkan kit bencana.